Sabtu 17 Aug 2024 15:06 WIB

10 Tahun Merajut Asa Menuju Kalteng Bermartabat

Pembangunan di Kalteng sejak 2016 hingga 2024 menunjukkan pencapaian positif.

Red: Friska Yolandha
Keberhasilan Gubernur H Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur H Edy Prawoto memimpin Provinsi Kalimantan Tengah dalam sepuluh tahun terakhir telah dirasakan masyarakat.
Foto:

Lahan rawa

Optimasi lahan rawa (Opla) dan pompanisasi juga menjadi salah keberhasilan sektor pertanian di wilayah tersebut. Bahkan kemajuan optimasi lahan di Kalteng merupakan yang terbaik se-Indonesia. Setidaknya ada 81.000 hektare lahan dimana bantuan pemerintah ini merupakan terbesar kedua se-Indonesia.

Melalui program ini Kalteng diharapkan dapat membangun klaster sebagai lumbung pangan Indonesia.

Sejalan dengan itu, guna mendukung keberhasilan sektor pertanian, Pemprov bekerja sama dengan Bank Kalteng meluncurkan program Kartu Tani Berkah pada 2024. Program untuk meningkatkan produktivitas pertanian membantu petani dengan uang Rp 500.000 yang bisa dipakai untuk membeli sarana dan produksi pertanian seperti pupuk, pestisida, dan kapur.

Sektor strategis lainnya yang juga menjadi fokus Gubernur adalah Kesehatan. Upaya yang dilakukan yakni mendorong pemerataan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi warga masyarakat. Upaya yang dilakukan adalah membangun RSUD Kelas B di Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan.

Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan juga dilakukan misalnya dalam kasus operasi bedah jantung dilaksanakan kerja sama antara RSUD dr Doris Sylvanus dengan RS Jantung Harapan Kita Jakarta. Rencananya RSUD dr. Doris Sylvanus akan direlokasi ke tempat yang lebih memadai dan modern bahkan tahapan pembangunannya sudah dimulai dengan telah dilaksanakan peletakan batu pertama.

Masalah tingginya angka stunting yang menjadi perhatian pemerintah pusat, juga terus diupayakan penurunannya oleh pemerintah daerah Kalteng. Menurut Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kalteng, Ivo Sugianto Sabran angka prevalensi stunting di wilayahnya dari tahun ke tahun terus menurun.

Mengutip data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) lanjut Ivo, stunting di Provinsi Kalimantan Tengah pada 2023 menurun 3,4 persen menjadi 23,5 persen atau melampaui rata-rata nasional yang hanya turun 0,1 persen dari 21,6 persen menjadi 21,5 persen. Angka penurunan itu telah terjadi sejak 2020. Sedang menurut hasil survei SSGI, stunting di 2020 berada di angka 32,30 persen. Jumlah tersebut mengalami menurun pada 2021 menjadi 27,40 persen dan di 2022 menurun menjadi 26,90 persen.

Pencapaian tersebut menurut Ivo tidak lepas dari sinergitas dan komitmen bersama antara pemerintah provinsi Kalimantan Tengah dan kabupaten serta kota. Meskipun sudah ada Tim Percepatan Penurunan Stunting, namun masalah stunting adalah menjadi urusan bersama, dibutuhkan kolaborasi antarstakeholeder.

"Organisasi-organisasi mitra pemerintah seperti PKK dan Dharma Wanita, telah memberikan kontribusi besar dalam penurunan stunting di Kalimantan Tengah," ungkap Ivo.

SDM berkualitas

Salah satu cita-cita Sugianto Sabran dalam membawa kemajuan di wilayah Bumi Tambun Bungai adalah menciptakan sumber daya manusia (SDM) berkualitas unggul dan kompetitif. Oleh sebab itu ia berharap setiap generasi muda Kalimantan Tengah harus berkesempatan mengenyam pendidikan berkualitas sampai ke perguruan tinggi sehingga mereka menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta memiliki karakter dan akhlak perilaku yang baik.

"Pemerintah Provinsi Kalteng berkomitmen untuk meningkatkan sarana prasarana sekolah, kapasitas guru, dan juga beasiswa," tuturnya.

Guna mendukung SDM berkualitas unggul dan kompetitif, Pemprov Kalteng telah meluncurkan program Tabungan Berkah (TABE) bagi mahasiswa. Program ini diluncurkan dalam rangka membantu meringankan beban mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Adapun bantuan yang diberikan senilai Rp. 7,5 juta per mahasiswa dan saat ini sudah puluhan ribu mahasiswa di kalteng telah menerima manfaat dari program tersebut.

Perhatian juga diberikan kepada para guru atau pendidik melalui program seribu rumah untuk guru dengan uang muka nol persen. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kelayakan dan kesejahteraan bagi para guru dan pengajar di Kalteng, khususnya bagi guru yang belum memiliki rumah atau tempat tinggal yang layak atau tetap.

"Saya meyakini bahwa, kemiskinan sangat dekat sekali dengan kebodohan, sektor yang sangat penting dalam mengangkat derajat hidup masyarakat adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan yang memadai, akan membuka wawasan menjadi hamparan yang luas dalam menghadapi kehidupan yang makin kompetitif saat ini," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement