Rabu 13 Apr 2022 16:09 WIB

Harga Jual CPO Naik, Laba Bersih Astra Agro Lestari Tumbuh Jadi Rp 1,97 Triliun

Pendapatan bersih Astra Agro Lestari meningkat sebesar 29,3 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi kelapa sawit. Pendapatan bersih PT Astra Agro Lestari, Tbk meningkat sebesar 29,3 persen dari Rp 18,8 triliun pada 2020 menjadi Rp 24,3 triliun pada 2021.  Peningkatan pendapatan ini disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata CPO sebesar 32,2 persen.
Ilustrasi kelapa sawit. Pendapatan bersih PT Astra Agro Lestari, Tbk meningkat sebesar 29,3 persen dari Rp 18,8 triliun pada 2020 menjadi Rp 24,3 triliun pada 2021. Peningkatan pendapatan ini disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata CPO sebesar 32,2 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menorehkan kinerja positif sepanjang 2021. Hal tersebut tercermin dari pendapatan bersih perseroan yang meningkat sebesar 29,3 persen dari Rp 18,8 triliun pada 2020 menjadi Rp 24,3 triliun pada 2021. 

Direktur Astra Agro Lestari Mario Casimirus Surung Gultom mengatakan peningkatan pendapatan ini disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata CPO sebesar 32,2 persen menjadi Rp 11.294 per kg dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar Rp 8.545 per kg. 

Baca Juga

"Harga jual rata-rata kernel juga mengalami peningkatan sebesar 67,4 persen menjadi Rp 7.305 persen pada 2021 dari Rp 4.365 per kg pada 2020," kata Mario saat konferensi pers RUPST PT Astra Agro Lestari Tbk, Rabu (13/4/2022).

Seiring kenaikan pendapatan bersih, laba operasional perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 86,2 persen menjadi Rp 3,43 triliun dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar Rp 1,84 triliun. Sehingga, laba bersih perseroan ikut tumbuh 136,6 persen menjadi Rp 1,97 triliun dari Rp 833,1 miliar di 2020.

Tahun lalu, kinerja belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan juga meningkat 23 persen menjadi Rp 1,2 triliun dari Rp 999 miliar pada 2020."Mayoritas capex digunakan untuk replanting dan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan. Selebihnya untuk perbaikan infrastruktur dan replacement mesin di pabrik," kata Mario.  

Mario memerinci, dana capex tahun lalu yang dialokasikan untuk plantation sebesar Rp 466 miliar, non-plantation sebesar Rp 459 miliar serta untuk pabrik sebesar Rp 313 miliar. Pada tahun ini perseroan akan menganggarkan capex hingga sekitar Rp 1,3 triliun. 

"Tidak jauh berbeda dengan capex pada tahun lalu. Kelebihannya sebagian akan digunakan untuk repay utang yang jatuh tempo pada Oktober 2022," terang Mario.

Presiden Direktur Astra Agro Lestasi Santosa memaparkan kinerja operasional perseroan mengalami sedikit penurunan. Produksi tandan buah segar (TBS) turun sebesar 6,6 persen menjadi 4,33 juta ton dibanding 2020 yang sebesar 4,63 juta ton. 

"Hal ini disebabkan oleh menurunnya produktivitas tanaman sebagai dampak adanya kemarau yang terjadi pada 2019," kata Santosa. 

Meski demikian, program kemitraan perseroan dapat berjalan dengan sangat baik pada 2021. Ini terlihat dari produksi TBS pihak ketiga yang mengalami peningkatan sebesar 25,6 persen menjadi 3,27 juta ton dibanding 2020 yang sebesar 2,61 juta ton. Produksi CPO perseroan pada 2021 juga mengalami kenaikan sebesar 3,1 persen menjadi 1,47 juta ton dibanding tahun sebelumnya sebesar 1,43 juta ton. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement